Panduan Sholat Sunat Lengkap

By | Oktober 6, 2020

Dakwah Islami, Selain shalat wajib, sholat sunnah juga memiliki banyak keutamaan dan manfaat jika dikerjakan secara istiqomah. Salah satunya adalah dimudahkan segala urusan kita di dunia, baik dari segi harta maupun kesehatan.

Panduan Sholat Sunat Lengkap
Panduan Sholat Sunat Lengkap

Hukum Shalat Sunnah dalam Ajaran Islam

Sholat sunnah sendiri menurut hukumnya dikelompokkan menjadi dua macam, diantaranya:

  • Shalat Sunah Muakkad

Shalat sunah yang sangat dianjurkan dengan penekanan kuat (hampir mendekati wajib). Seperti, shalat Hari Raya Idulfitri dan Iduladha, dan shalat thawaf.

  • Shalat Sunah Ghairu Muakkad

Yakni shalat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan kuat. Contohnya seperti, shalat sunah ketika terjadi gerhana, dan shalat rawatib (sebelum dan sesudah shalat fardhu).

Pelaksanaan Shalat Sunah dalam Ajaran Islam

Menurut pelaksanaannya, jenis shalat sunnah dikelompokkan menjadi dua macam:

  • Shalat sunah munfarid (sendiri-sendiri).
  • Shalat sunah berjamaah (dipimpin seorang imam).

Pelaksanaan ibadah shalat sunnah tidak seperti puasa wajib di bulan Ramadan. Ada waktu-waktu tertentu dalam mengerjakan shalat sunnah.

Dan ada beberapa waktu tertentu yang hukumnya haram (dilarang) melakukan shalat sunnah, yakni:

  • Matahari terbit hingga ia naik setinggi lembing.
  • Matahari tepat dipuncaknya, hingga mulai condong.
  • Sesudah Ashar sampai matahari terbenam sesudah Subuh.
  • Ketika matahari mulai terbenam sampai benar-benar tidak terlihat lagi.

Macam-macam Shalat Sunah

Berikut ini adalah macam-macam sholat sunah dan panduan sholat sunat lengkap, yang bisa Anda kerjakan sesuai waktu dan kebutuhan Anda:

1. Shalat Wudhu

Shalat wudhu adalah shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan seusai wudu. Pada zaman Nabi, jenis shalat sunah ini selalu dilakukan oleh sahabat Bilal bin Rabah. Rasulullah juga pernah berkata kepada Bilal tentang shalat wudhu yang ia kerjakan itu:

“Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang satu amalan yang engkau lakukan di dalam Islam yang paling engkau harapkan pahalanya, karena aku mendengar suara kedua sandalmu di surga.

Bilal menjawab, Tidak ada amal yang aku lakukan yang paling aku harapkan pahalanya daripada aku bersuci pada waktu malam atau siang pasti aku melakukan shalat dengan wudhu tersebut sebagaimana yang telah ditetapkan untukku. (HR. Bukhari, no. 443 dan Muslim no. 175).

Keutamaan melaksanakan shalat wudhu di antaranya:

  • Dijanjikan tempat terindah oleh Allah
  • Diberikan jaminan surga bagi orang yang ikhlas mengerjakan shalat wudhu
  • Serta diberi ampunan kepadanya.

Bacaan niat shalat sunnah wudu beserta artinya:

“Ushalli sunnatal wudluu’i rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: “Saya berniat shalat sunnat wudu dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2. Shalat Tahiyatul Masjid

Shalat tahiyatul masjid dikerjaan ketika masuk masjid, sebelum Anda duduk. Tujuan shalat tahiyatul adalah untuk menghormati masjid sebagai tempat ibadah.

Anjuran melaksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid ini diterangkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam:

“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk.” (HR. Al Bukhari no. 537 & Muslim no. 174).
Bacaan niat shalat sunnah Tahiyatul Masjid beserta artinya:

“Ushalli sunnata tahiyyatal masjidi rak’ataini lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Saya berniat shalat Tahiyyat Masjid 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

3. Sholat Dhuha

Shalat dhuha adalah shalat sunah dua sampai 12 rakaat yang dikerjakan ketika matahari telah naik.

Keutamaan shalat dhuha ini sangat luar biasa sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

“Barang siapa yang melakukan shalat Dhuha dua belas rakaat, Allah SWT akan membangunkan baginya istana dari emas di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bacaan niat shalat sunnah Dhuha beserta artinya:

“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnat Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

4. Shalat Rawatib

Shalat sunah rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan mengiringi shalat fardu atau shalat wajib. Terdapat dua macam shalat rawatib, yakni shalat rawatib qabliyah yang dikerjakan sebelum shalat fardhu, atau ba’diyah yang dikerjakan setelahnya.

Jenis shalat sunnah ini kerap diamalkan Rasulullah dan berfungsi sebagai pelengkap untuk kekurangan atau cela ketika mengerjakan shalat fardhu.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Barangsiapa melakukan shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga.” (HR. Muslim)
Adapun shalat sunnah Rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat Qabliyah. Sedangkan yang dilakukan usai shalat fardhu disebut shalat Ba’diyah.

Namun, ada waktu terlarang untuk shalat Rawatib yaitu pada waktu sesudah shalat Subuh dan sesudah shalat Asar.

Jumlah rakaat shalat rawatib berbeda-beda tergantung shalat fardhu apa yang diiringi. Lebih lengkapnya, dapat dilihat pada daftar berikut:

  • Shalat Subuh: 2 rakaat sebelum (qabliyah) dan tidak ada shalat sesudahnya (ba’diyah).
  • Shalat Dzuhur: 2 rakaat qabliyah, 2 rakaat ba’diyah.
  • Shalat Asar: 2 rakaat qabliyah, tidak ada ba’diyah.
  • Shalat Magrib: 2 rakaat qabliyah, 2 rakaat ba’diyah.
  • Shalat Isya: 2 rakaat qabliyah, 2 rakaat ba’diyah.

Cara mengerjakan shalat Rawatib sama seperti shalat biasanya. Hanya saja, ada perbedaan pada niatnya dan dikerjakan sendiri (munfarid).

Bacaan niat shalat sunnah Rawatib beserta artinya:

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sebelum Shalat Subuh:

“Ushalli sunnatazh shubhi rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum subuh 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sebelum Shalat Dzuhur:

“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum Dzuhur 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sesudah Shalat Dzuhur:

“Ushalli sunnatazh zhuhri rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah Dzuhur 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sebelum Shalat Asar:

“Ushalli sunnatazh ‘ashri rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum Asar 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sesudah Shalat Maghrib:

“Ushalli sunnatazh maghribi rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah Maghrib 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sebelum Shalat Isya:

“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini qabliyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sebelum Isya 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

  • Shalat Rawatib 2 rakaat sesudah Shalat Isya:

“Ushalli sunnatazh ‘isyaa-i rak’ataini ba’diyatan lillaahi ta’aala.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnat sesudah Isya 2 rakaat karena Allah Ta’ala.”

5. Shalat Tahajud

Sholat tahajud adalah shalat sunah yang dilakukan di waktu malam. Sebaiknya dilakukan di sepertiga malam terakhir dan sesudah kita terlelap sebelumnya. Shalat sunah ini minimal dilakukan 2 rakaat.

Shalat tahajud dapat dilakukan kapan pun pada malam hari setelah tidur walau hanya sesaat.

Waktu paling utama untuk melakukannya adalah pada sepertiga akhir malam (pukul 1 dini hari sampai masuk waktu fajar).

Namun, shalat sunah tahajud dapat dilaksanakan sejak setelah shalat isya sampai pukul 10 malam (sepertiga malam pertama) dan pukul 10 malam sampai 1 dini hari (sepertiga malam kedua).

Allah SWT juga berfirman mengenai keutamaan shalat tahajud dalam Surat Al-Isra’ ayat 79:

“Dan bangunlah pada sebahagian dari waktu malam serta kerjakanlah ‘sembahyang tahajud’ sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu di tempat yang terpuji pada hari akhir.”

Bacaan niat shalat sunnah Tahajud beserta artinya:

“Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini (mustaqbilal qiblati) lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat shalat sunnah tahajud dua rakaat (dengan menghadap kiblat) karena Allah Ta’ala.”

6. Shalat Istikharah

Shalat istikharah adalah shalat sunah dua rakaat untuk meminta petunjuk yang baik jika kita sedang dihadapkan dengan dua pilihan. Waktu yang baik untuk melakukan shalat sunah ini adalah dua per tiga malam terakhir.

Nah, bagi kaum muda disarankan melakukan sholat sunah ini jika menghadapi kebimbangan dalam menentukan pilihan. Jangan terlalu banyak bertanya di media sosial saja.

Shalat istikharah dikerjakan sebanyak dua rakaat, diawali dengan niat sebagai berikut:

“Ushalli sunnatal istikhaarati rak’ataini lillaahi ta’aalaa.”

Artinya: “Aku niat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

7. Shalat Hajat

Shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon agar hajat kita dikabulkan atau diperkenankan oleh Allah SWT. Shalat sunah ini dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan salam tiap 2 rakaat.

Tata Cara Shalat Hajat

Pada tata cara sholat hajat yang tidak ada larangan waktu mengerjakan selain di waktu yang memang dilarang sholat, hal ini dimaksudkan kamu dilarang untuk mengerjakan setelah shalat subuh hingga matahari terbit dan juga setelah waktu ashar hingga matahari terbenam.

Namun untuk waktu terbaik yang bisa kamu kerjaakan untuk sholat hajat ialah saat malam hari. Terutama pada sepertengah atau sepertiga akhir malam

Tata cara sholat hajat tidak memiliki perbedaan dengan sholat-sholat lainnya. Namun yang membedakan terletak pada niatnya. Dan tentunya sebelum melaksanakan sholat kamu diharuskan suci dari hadast kecil ataupun hadast besar sebagai salah satu syarat sahnya sholat. Baik itu suci pakaian, tempat sholat dan badan.

Dan berikut tata cara sholat hajat lengkap yang mustajab yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

  • Niat Sholat hajat

Niat pada sholat hajat juga diucapkan dalam hati seperti pada umumnya. Karena yang terpenting ialah niat hanya semata karena Allah dengan hati yang ikhlas dan juga mengharap ridha-Nya. Dan berikut lafadzh niat shalat hajat:

“Ushollii sunnatal haajati rok’aataini lillahi ta’ala”

yang artinya: “Aku berniat shalat hajat sunnah hajat dua raka’at karena Allah Ta’ala”

  • Membaca doa Iftitah dan Al-fatihah

Urutan kedua dalam tata cara sholat hajat ialah membaca do’a istitah setelah takbiratul ikhram. Berikut bunyi dari do’a iftitah:

“Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiina”

Setelah membaca do’a iftitah dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah. Karena apabila tidak membaca surat Al-Fatihah makan sholatnya tidak sah. Hal ini dikarenakan Al-Fatihah merupakan bacaan wajib setiap sholat.

  • Membaca suratan pendek

Membaca suratan pendek dapat dilakukan dengan membaca surat yang biasa dibaca saat melakukan sholat. Namun pada tata cara sholat hajat ini, alangkah baiknya membaca surah Al-Ikhlas pada raka’at pertama ataupun Surat Al-Karifuun sebanyak 3 kali.. Sedangkan untuk rakaat kedua kamu bisa membaca ayat kursi.

  • Ruku dengan tuma’ninah
  • I’tidal dengan tuma’ninah
  • Sujud dengan bacaan tuma’ninah
  • Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
  • Sujud kedua dengan tuma’ninah
  • Melakukan Raka’at keduaDalam melakukan raka’at kedua tata cara sholat hajat yang dilakukan sama dengan rokaat pertama. Namun pada raka’at kedua suratan pendek yang sebaiknya dibaca ialah ayat kersi. Meskipun kamu bisa membca surat lainnya.
  • SalamSetelah raka’at kedua selesai, kamu bisa mengakhirinya dengan salam. Namun apabila kamu ingin melanjutkan sholat hajat, kamu bisa kembali berdiri setelah melakukan salam.

Setelah melaksanakan sholat hajat kamu juga dianjurkan untuk membaca doa-doa pada sholat hajat. Dan akan lebih baik apabila kamu melakukan sujud dengan maksud tadzallul setelah salam. Hal ini dimaksudkan untuk merendahkan diri pada Allah Ta’ala.

Dan saat sujud ini dilakukan kamu bisa membaca:

“Subhahanallah walhamdulillah walaailaaha illallah waallahu akbar walaa haula wa quwwata illaa billahil ‘aliiyil ‘adzim” sebanyak 10 kali.

Setelahnya kamu membaca “ Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa ali sayyidina Muhammad” sebanyak 10 kali juga

Dan terakhir kamu membaca doa keselamatan dunia dan akhirat “Rabbanaa aatinaa fidunyaa hasanah wa fil’akhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban nar”

Do’a Sholat Hajat

Dalam tata cara shalat hajat, kamu dianjurkan untuk membaca doa setelah selesai sholat hajat. Dan dilansir dari Dream.co.id berikut tata cara doa selepas sholat hajat.:

  • Bertawassul dengan membaca surat Al-Fatihah kepada Rasulullah beserta keluarganya, para shabat, ulama, guru, orang tua dan semua umat muslim.
  • Setelah membaca Al-fatihah dilanjutkan membaca surat Al-Falaq, An-Naas serta Ayat Kursi dimana masing-masing sebanyak 3 kali.
  • Dilanjutkan dengan membaca doa sholat hajat.

LAA ILAHA ILLALLOHUL HALIIMUL KARIIMU SUBHAANALLOHI ROBBIL ‘ARSYIL ‘AZHIIM. ALHAMDU LILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN. AS `ALUKA MUUJIBAARI ROHMATIKA WA ‘AZAAIMA MAGHFIROTIKA WAL GHONIIMATA MING KULLI BIRRI WASSALAAMATA MING KULLI ITSMIN LAA TADA’ LII DZAMBAN ILLA GHOFARTAHU WALAA HAMMAN ILLAA FAROJTAHU WALAA HAAJATAN HIYA LAKA RIDHON ILLA QODHOITAHAA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN

  • Setelah membaca doa diatas, kamubisa memnyampaikan segala keinginan dan hajat dengan Bahasa kamu. Karena doa yang baik ialah doa yang dapat dimengerti maknanya.

Melakukan sholat hajat pun tidak dibatasi oleh waktu. Kamu bisa melaksanakan sholat hajat sesering mungkin. Hal ini dikarenakan selama masih hidup keinginan dan dan hajat akan terus ada, sehingga sholat dan usaha juga harus tetap dikerjakan beriringan.

Dan tata cara sholat hajat yang mustajab diatas bisa kamu kerjaan untuk mendapatkan sesuatu yang baik.

8. Shalat Mutlaq

Shalat mutlaq adalah shalat sunah yang tidak memiliki kaidah waktu pengerjaan dan tidak memiliki sebab untuk dilakukan. Jumlah raka’atnya pun tidak dibatasi.

Niat Shalat Mutlaq

Niat ketika kita melakukan shalat sunnah mutlak:

Usholli, “saya niat shalat”, sudah cukup dan sah. Sedangkan untuk jumlah rakaatnya, tidak ada batasan sama sekali, artinya kita diperbolehkan shalat sunnah mutlak berapa rakaat-pun.

Sebagian ulama berpendapat bahwa sebaiknya shalat sunnah mutlak dilakukan dengan seri dua rakaat-sa

Tata Cara Shalat Sunah Mutlak

Shalat sunah mutlak tata caranya sama dengan shalat biasa. Tidak ada bacaan khusus, maupun doa khusus. Sama persis seperti shalat pada umumnya.

Untuk bilangan rakaatnya, bisa dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam. Bisa diulang-ulang dengan jumlah yang tidak terbatas.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Bagaimana cara shalat di malam hari?’ Beliau menjawab:

مَثْنَى مَثْنَى، فَإذَا خَشِيتَ الصُّبْحَ فَأوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ، تُوتِرُ لَكَ مَا قَدْ صَلَّيْتَ

“Dua rakaat-dua rakaat, dan jika kamu khawatir nabrak subuh, kerjakanlah witir satu rakaat, sebagai pengganjil untuk semua shalat yang telah anda kerjakan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk shalat sunah mutlak yang dikerjakan siang hari, bisa juga dikerjakan empat rakaat dengan salam sekali, tanpa duduk tasyahud awal.

9. Shalat Taubat

Shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan setelah merasa berbuat dosa kepada Allah SWT.

Anjuran Mengerjakan Shalat Taubat

Dasar hukum yang menganjurkan orang untuk menjalankan shalat taubat nasuha ini ada pada Alquran dalam surat At-Tahrim ayat 8 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”

Anjuran shalat taubat ini juga tercermin dalam Hadis Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi yang berbunyi:

“Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristighfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya.”

Niat Shalat Taubat

Tata cara shalat taubat sama seperti shalat sunnah lainnya. Shalat taubat dilakukan sebanyak dua rakaat dengan sekali salam. Shalat ini juga bisa dikerjakan dalam empat atau enam rakaat.

Sebaiknya dikerjakan secara sendirian. Ini karena shalat taubat merupakan sholat nafilah yang tidak disyariatkan untuk dikerjakan secara berjemaah. Berikut niat yang harus dibacakan saat memulai shalat:

“USHALLI SUNNATAT TAUBATI ROKAATAINI LILLAHI TAALA.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah taubat dua rakaat karena Allah.”

Tata Cara Shalat Taubat

Tat cara menjalankan shalat taubat sebagai berikut:

  • Membaca niat
  • Takbirotul Ihram
  • Membaca doa Istiftah/iftitah (sunnah)
  • Membaca surat Al Fatihah
  • Membaca surat dari Alquran
  • Ruku’ (membaca tasbih ruku’ tiga kali)
  • I’tidal (membaca doa i’tidal)
  • Sujud (membaca tasbih sujud tiga kali)
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua (membaca tasbih sujud tiga kali)
  • Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10.
  • Tasyahud akhir (membaca bacaan tasyahud akhir)
  • Salam
  • Berdoa mohon ampunan

Doa Shalat Taubat

Bacaan istighfar setelah mengerjakan sholat taubat nasuha adalah sebagai berikut:

“ASTAGHFIRULLAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU ILAIHI.”

Artinya: “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”

Bacaan istighfar ini hendaknya diucapkan sebanyak 100 kali sambil diresapi artinya dalam hati dengan setulus-tulusnya.

Setelah itu baru membaca doa sholat taubat nasuha seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berikut ini:

“ALLAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU, ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BI DZANBII, FAGHFIRLII FAINNAHUUA LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA.”

Artinya:

“Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”

10. Shalat Tasbih

Sholat sunnah sebanyak 4 rakaat yang dikerjakan pada siang hari dengan satu salam, atau malam hari dengan 2 salam.

Shalat tasbih memiliki tata cara yang agak berbeda dengan shalat biasa, karena tiap gerakan diselingi bacaan tasbih sebanyak 10 kali atau 15 kali dengan total bacaan tasbih tiap shalatnya berjumlah 75.

Niat Shalat Tasbih

Jika niat shalat tasbih menggunakan bahasa Arab, seseorang mesti terlebih dahulu memastikan, shalat tasbihnya dikerjakan dengan 4 rakaat sekali salam atau 4 rakaat 2 kali salam (2 rakaat demi 2 rakaat).

Niat shalat tasbih 4 rakaat sekali salam adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

“Ushalli sunnat tasbīhi arba‘a rak‘ātin lillāhi ta‘ālā.”

Artinya, “Aku menyengaja shalat sunah tasbih empat rakaat karena Allah Ta’ala.”

Niat shalat tasbih 4 rakaat dua kali salam adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَسْبِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

“Ushalli sunnat tasbīhi rak‘ataini lillāhi ta‘ālā.”

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tasbih dua rakaat karena Allah SWT”.

Tata Cara Shalat Tasbih

Cara mengerjakan shalat tasbih tidak jauh berbeda dengan cara pengerjaan shalat lain.

Yang membedakan adalah tambahan bacaan tasbih “Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar” dalam setiap gerakan shalat dengan jumlah yang sudah ditetapkan.

Tata cara pengerjaan shalat tasbih adalah sebagai berikut:

  • Takbiratul Ihram
  • Membaca Surah al-Fatihah
  • Membaca Surah pendek
  • Membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 15 kali
  • Rukuk, membaca tasbih rukuk.
  • Sebelum bangun untuk iktidal, membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Iktidal
  • Dalam posisi iktidal sebelum sujud, membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Sujud.
  • Dalam posisi sujud sebelum bangun untuk duduk di antara dua sujud membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Duduk di antara dua sujud.
  • Dalam posisi duduk, sebelum sujud kedua, membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Sujud kedua.
  • Dalam posisi sujud kedua, sebelum bangun, membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Duduk untuk bangun melanjutkan rakaat kedua.
  • Sebelum bangun dalam posisi duduk membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  • Bangun, melakukan rakaat kedua seperti rakaat pertama.
  • Untuk rakaat terakhir sebelum salam, baik itu rakaat kedua atau rakaat keempat, sebagai ganti poin 15, sebelum salam membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali sehingga tetap dalam rakaat tersebut tasbih diucapkan 75 kali.

11. Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat sunah sesudah isya yang dilakukan pada bulan Ramadan.

Tarawih dalam bahasa Arab diartikan sebagai waktu sesaat untuk istirahat. Waktu pelaksanaan shalat sunnah ini ialah selepas shalat Isya’ hingga terbitnya fajar.

Biasanya, shalat tarawih ini dilakukan secara berjamaah di masjid. Namun, shalat tarawih juga bisa dikerjakan sendiri (munfarid) di rumah.

Pada zaman Nabi Muhammad, istilah ‘tarawih’ belum dikenal, melainkan disebut qiyam Ramadan.

Hukum pelaksanaan Qiyam Ramadan (shalat tarawih) adalah sunnah muakkad. Artinya, ibadah sunnah yang sangat dianjurkan.

Hal itulah yang menjadi keutamaan shalat tarawih di bulan Ramadan, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah di mana Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Barangsiapa yang melaksanakan qiyam Ramadan karena keimanan dan pengharapan ridha Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu.”
Dalam praktiknya, sebagian besar masyarakat Indonesia mengerjakan shalat tarawih dengan 11 rakaat atau 23 rakaat.

Adapun bacaan niat shalat tarawih berjamaah yang harus dibaca adalah:

“Ushalli sunnatat tarawihi rok’ataini mustaqbilal qiblati ada’an makmumman lillahi’tala.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat mengikuti imam (menjadi makmum) karena Allah Ta’ala.”

Sementara itu, bagi kamu yang ingin mengerjakan shalat tarawih secara mandiri, adapun bacaan shalat tarawih munfarid sebagai berikut:

“Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an lillahi’tala.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Sedangkan, apabila kamu mengerjakan shalat tarawih dan bertindak sebagai Imam shalat, maka niat shalat tarawih yang dibaca adalah:

“Ushalli sunnatat tarawihi rak’atayni mustaqbilal qiblati ada’an imaman lillahi’tala.”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”

12. Shalat Witir

Shalat witir adalah shalat sunah muakkad atau dianjurkan yang dirangkaikan sebagai penutup shalat tarawih.

Di bulan Ramadan, shalat witir umumnya dikerjakan sebagai penutup shalat tarawih. Namun, shalat witir tidak hanya dilakukan usai shalat tarawih saja.

Shalat witir juga dianjurkan untuk dilakukan usai shalat sunnah malam seperti shalat tahajud. Tujuan dari shalat witir yaitu untuk mengganjilkan shalat yang dikerjakan.

Hukum melaksanakan shalat witir adalah sunnah muakkad artinya sangat dianjurkan dengan jumlah rakaat ganjil, lazimnya dikerjakan 3 rakaat.

Umumnya, jumlah rakaat shalat witir itu terdiri dari satu kali salam tiap dua rakaat dan terakhir satu kali salam dengan satu rakaat.

“Witir tidaklah wajib sebagaimana shalat fardhu. Akan tetap, ia adalah sunnah yang ditetapkan oleh Rasulullah.” (HR. An Nasa’i dan Tirmidzi, shahih lighairihi)

Ada banyak sekali keutamaan melaksanakan shalat witir, berdasarkan hadits Kharijah bin Hudzafah Al-Adwi, di mana Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menambahkan kalian dengan satu shalat, yang shalat itu lebih baik untuk dirimu daripada unta yang merah, yakni shalat witir. Waktu pelaksanaannya Allah berikan kepadamu dari sehabis Isya hingga terbit Fajar.”

13. Shalat Hari Raya

Shalat hari raya adalah shalat sunah yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri 1 Syawal dan Idul Adha 10 Dzulhijah. Hukum dari shalat hari raya adalah sunnah muakkad atau dianjurkan.

Dalam hukum Islam, shalat Id termasuk dalam shalat sunnah muakkad. Artinya, meskipun shalat ini bersifat sunah, namun melaksanakannya sangat penting sehingga sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk tidak meninggalkannya.

Niat shalat ini, sebagaimana juga shalat-shalat yang lain cukup diucapkan di dalam hati, yang penting adalah niat hanya semata karena Allah semata dengan hati ikhlas dan mengharapkan Ridho-Nya.

Di lingkungan masyarakat Indonesia, ada bacaan niat shalat Idul Fitri dan niat shalat Idul Adha yang umum dilafalkan ketika melaksanakan shalat ini.

Bacaan niat shalat Idul Fitri beserta artinya:

(Niat untuk imam atau makmum)

“Ushalli rak’ataini sunnatan li ‘Idil fitri (imaman/mamumam) lillahi taala.”

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah taala.”

(Niat untuk shalat Idul Fitri munfarid/sendirian)

“Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak’atayni mustaqbilal qiblati ad’an lillahi ta’ala.”

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Bacaan niat shalat Idul Adha beserta artinya:

“Ushalli sunnata li ‘Idil adha rak’ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta’ala”

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

14. Shalat Khusuf

Shalat sunah yang dilakukan saat terjadi gerhana matahari atau bulan. Shalat sunnah ini dikerjakan minimal dua rakaat.

Shalat sunnah kusuf dilakukan dengan dua rakaat dan empat rukuk. Adapun tata cara melaksanakannya, sebagaima dikutip dari situs web Kementerian Agama, Rabu (25/12), adalah sebagai berikut:

  • Berniat di dalam hati
  • Takbiratul ihram seperti shalat biasa
  • Membaca doa iftitah dan bertaawudz, kemudian membaca surah al-Fatihah dan membaca surah yang panjang dengan dikeraskan suaranya.
  • Rukuk dalam waktu yang lama
  • Bangkit dari rukuk (i’tidal)
  • Setelah i’tidal tidak langsung sujud, tapi membaca surah Al-Fatihah dan surah yang panjang.
  • Rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
  • Bangkit dari rukuk (i’tidal). Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari pertama.
  • Sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
  • Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama. Namun bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
  • Tasyahud
  • Salam
  • Setelah shalat, Imam lalu menyampaikan khutbah kepada para jam’ah. Isinya anjuran untuk berzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.

Adapun niat shalat khusuf, sebagaima dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat (Rifa’i, 1976:121), adalah sebagai berikut:

أُصَلِّيْ سُنَّةًَ لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“Ushalli sunnatal likusuufissyamsi rak’ataini lillahi taa’ala. Artinya : “Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta’ala.”

15. Shalat Istiqa

Shalat istiqa adalah shalat sunah yang ditujukan untuk meminta hujan kepada Allah.

Tata Cara Shalat Istisqa

Shalat istisqa’ dilakukan dua rakaat, serupa dengan shalat Id. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam tata cara khatib berkhotbah.

Disebutkan, Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami dalam Kitab Hamisy Busyral Karim, menuliskan bahwa khatib beristighfar dalam khotbah shalat istisqa sebagaimana takbir dalam khotbah Id.

Khatib berdoa dengan lantang, lalu menghadap kiblat setelah sepertiga khotbah kedua. Setelah itu, “Khatib dan jamaah mengubah letak pakaian (selendang atau sorban, dari satu sisi ke sisi lain).

Pada saat itu, khatib berdoa sirr (berbisik) dan jahar (lantang), kemudian kembali menghadap ke arah jamaah.”

Secara ringkas, tata cara shalat istisqa’ adalah sebagai berikut.

  • Shalat dua rakaat, dengan ketentuan

Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, dan sujud kedua seperti shalat sunah lain.

Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, dan salam.

  • 2. Khotbah shalat istisqa, yang dapat dilakukan sebelum atau setelah shalat.

umhur ulama berpendapat, khotbah lebih utama dilakukan seetelah shalat istisqa.

Sebelum khotbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali.

ebelum khotbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.

Bacaan Niat Shalat Istisqa’

Niat shalat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab.

Lafal niat shalat istisqa’ dalam bahasa arab adalah sebagai berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

“Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi ta‘ālā.”

Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah.”

Doa Shalat Istisqa’

Berdasarkan Busyral Karim karya Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin adalah sebagai berikut:

“Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.”

Artinya: Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.

“Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.”

Artinya: Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.

“Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.”

Artinya: Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.

16. Shalat Jenazah

Sebelum jenazah dikuburkan, wajib hukumnya untuk memandikan jenazah dan mensholatkan jenazah terlebih dahulu.

Sama dengan memandikan jenazah, hukum melaksanakan sholat mayit atau sholat jenazah adalah fardhu kifayah, yang mana sesuai dengan kesepakatan para ulama.

Rukun Sholat Jenazah

Tata cara sholat jenazah berbeda dengan sholat pada umumnya. Sholat jenazah tidak memiliki gerakan sujud, ruku’, duduk diantara kedua sujud dan lainnya. Cara sholat jenazah hanya ada takbiratul ihram saja.

Cara sholat jenazah untuk jenazah laki-laki dan perempuan berbeda, perbedaannya terletak pada sebagian bacaan sholat jenazah untuk jenazah laki-laki dan perempuan.

Berikut adalah rukun-rukun sholat jenazah yang harus dipenuhi, apabila tidak dilaksanakan sholat jenazah dianggap tidak sah atau batal.

Rukun sholat jenazah:

  • Niat
  • Berdiri bagi yang mampu
  • Empat kali takbir
  • Mengangkat tangan saat takbir pertama
  • Membaca Al Fatihah
  • Membaca sholawat nabi
  • Berdoa untuk jenazah
  • Salam

Tata Cara Sholat Mayit / Sholat Jenazah

Berikut tata cara sholat jenazah secara urut:

  • Takbir pertama melakukan Takbiratul ihram sambil berniat, lalu baca Surat Al Fatihah

Sholat jenazah diawali dengan membaca niat. Setelah itu takbiratul ihram, tangan diletakan diatas pusar sebagaimana dilakukan pada sholat pada umumnya, kemudian membaca surat Al Fatihah.

Niat sholat jenazah untuk jenazah laki-laki

“Ushollii ‘alaa haadzal mayyiti arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’ala.”

Yang artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Niat sholat jenazah untuk jenazah perempuan

“Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’ala.”

Yang artinya: Saya niat sholat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

  • Takbir kedua lalu membaca sholawat

Mengangkat tangan sampai telinga atau sejajar bahu, kemudian tangan kembali diletakan diatas pusar setelah itu membaca Sholawat Ibrahimiyah. Bacaan sholawat ibrahimiyah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid. Allohumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa aali Ibroohim, innaka hamiidum majiid

Yang artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

  • Takbir ketiga lalu berdoa untuk jenazah

Mengangkat tangan sampai telinga atau sejajar bahu, kemudian tangan kembali diletakan diatas pusar, setelah itu membaca doa untuk jenazah. Berikut adalah bacaan doa untuk jenazah laki-laki.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu wawassi’ mudkholahu waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihi minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhu daaron khoiron min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihi wa zaujan khoiron min zaujihi wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar

Yang artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia. Luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia dengan air, salju dan embun. Sucikan ia dari seluruh kesalahan seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Lalu masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari cobaan kubur dan azab neraka.

Untuk jenazah perempuan, bacaan do’anya menjadi sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

(Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar)

Adapun bacaan doa jenazah yang lebih singkat untuk jenazah laki-laki:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

(Allohummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu)

Yang artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dia. Bebaskanlah dan maafkanlah dia.

Untuk jenazah perempuan, bacaan doa menjadi:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa

  • Takbir keempat kemudian berdoa lagi

Mengangkat tangan sampai telinga atau sejajar bahu, kemudian tangan kembali diletakan diatas pusar. Kemudian berdoa untuk jenazah dan untuk orang-orang yang ditinggalkannya.

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ

Allohumma laa tahrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfirlanaa walahu

Yang artinya: Ya Allah, jangan haramkan kami dari pahalanya dan jangan cobai kami sepeninggalnya. Ampunilah kami dan ampunilah dia.

Untuk jenazah perempuan, do’anya menjadi sebagai berikut:

اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا

(Allohumma laa tahrimnaa ajrohaa wa laa taftinnaa ba’dahaa waghfirlanaa walahaa)

  • Salam

Terakhir yaitu mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, sebagaimana salam sholat pada umumnya.

Dengan mengucapkan salam, (Assalaamu’alaikum warohmatulloohi wabarookaatuh)

Yang artinya: Semoga keselamatan rahmat Allah dan berkahNya limpahkan kepada kalian.

Mengerjakan sholat jenazah mempunyai keutamaan yang luarbiasa bagi yang orang yang mensholatkan jenazah maupun bagi mayit yang disholati.

Bagi orang yang mensholatkan jenazah, pahalanya sebanding dengan satu qirath, yaitu sebesar Gunung Uhud. Apabila mengiringi jenazah, menshalatkan dan mengantarkan sampai pemakaman, pahalanya sebesar dua qirath.

Baca juga : Keutamaan Sholat Dhuha untuk Rezeki

Penutup

Sekian artikel tentang panduan sholat sunat lengkap, dimana setiap ujian/musibah yang kita hadapi di dunia ini selalu ada jalan keluarnya, selama kita selalu berdo’a dan berusaha. Salah satunya adalah dengan melakukan sholat sunat.

Semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungannya ke Dakwah Islami. Sampai jumpa lagi di artikel-artikel Ceramah selanjutnya.